Logo-BM77-Biru Tengah2-Header

BAKTIKU UNTUK BUDIMULIA

Thew Fu Fa, atau kembang tahu, (dari dialek Khek/Hakka : thew fu = tahu, fa = kembang) merupakan hidangan khas Bangka yang berasal dari tradisi kuliner masyarakat Tionghoa, khususnya suku Hakka/Khek dan Hokkian. Makanan ini diperkenalkan oleh para imigran Tionghoa yang datang ke Pulau Bangka sebagai buruh tambang timah pada abad ke-17. Seiring waktu, Thew Fu Fa menjadi bagian integral dari budaya kuliner Bangka dan sering dinikmati pada malam hari untuk menghangatkan tubuh.

Proses pembuatan Thew Fu Fa dimulai dengan merebus susu kedelai bersama sedikit bubuk agar-agar hingga mendidih. Campuran ini kemudian dituangkan ke dalam wadah sesuai keinginan dan didinginkan hingga mengeras, membentuk adonan tahu yang lembut dan halus. Untuk penyajiannya, Thew Fu Fa disiram dengan kuah jahe yang terbuat dari rebusan air, jahe geprek, dan gula merah, menciptakan perpaduan rasa manis dan pedas yang khas.

Selain kelezatannya, Thew Fu Fa juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan. Kandungan protein nabati dari kedelai membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Thew Fu Fa juga kaya akan kalsium dan fosfor yang penting untuk kesehatan tulang, serta zat besi yang membantu mencegah anemia. Kuah jahe yang menyertainya memiliki efek menghangatkan tubuh dan meredakan mual dan kembung. Hal inilah yang membuat Thew Fu Fa sering dijadikan cemilan sehat pada saat sakit.

Sekarang ini Thew Fu Fa dijual mulai sore hari dengan gerobak dorong yang nongkrong di pinggir jalan tertentu. Konsumen dapat makan di tempat atau take away karena sudah dibungkus dalam kantong plastik kecil dengan kuah jahe yang terpisah. Harganya berkisar Rp 5.000-6.000 per bungkus.

Di Bangka, Thew Fu Fa tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol kebersamaan dan warisan budaya yang terus dilestarikan. Meskipun zaman terus berubah, kelezatan dan manfaat Thew Fu Fa tetap menjadikannya pilihan favorit masyarakat Bangka baik di kalangan remaja hingga orang tua.

 

By : Jessica Agustina BM14 & Helen Muliadi BM78